Mohon Maaf Kepada Semua Pihak Apabila Ada Kesamaan Dalam Penulisan Ataupun Isi Lainnya, "Kritik & Saran" Kami Tunggu, Terima Kasih...!

Jumat, 10 Februari 2012

PARADIGMA KRITIS TRANSFORMATIF (PKT)

Apa itu Paradigma ? 
Paradigma adalah merupakan titik pijak untuk menentukan cara pandang, menyusun sebuah teori, membuat pertanyaan dan membuat sebuah rumusan masalah serta menentukan substansi dari beberapa permasalahan yang ada.

Dari Mana Paradigma Kritis Transformatif berasal ? 
William perdue mangklasifikasikan bentuk paradigma pada tiga :
1.      Paradigma Keteraturan (order paradigm)
a.      Asumsi dasar tentang Manusia
  • Manusia individualis
  • Keteraturan sosial dimungkinkan dengan adanya akal sehat
  • Ketimpangan sosial antar individu dianggap wajar
b.      Asumsi dasar mengenai sifat manusia
  • Sifat manusia mengarah pada ketidak teraturan
  • Ketimpangan personal bersifat alamiah
  • Adanya saling ketergantungan antara norma yang satu dengan yang lainnya, sehingga prilaku manusia akan terhalangi
  • Institusi dan norma-norma sosial adalah sebuah keharusan.
  • Keteraturan sosial akibat konsensus akan mengakibatkan masyarakat patuh.
  • Perubahan dimungkinkan melalui evolusi dan menganggap bahwa revolusi sangat membahayakan.
c.       Asumsi dasar mengenai model sains
  • Keteraturan sistemik
  • Ilmu sosial bersifat positif.
  • Fakta sosial memiliki sifat kuantitatif.
  • Lingkungan sosial dilihat memiliki ruang lingkup sendiri yang independent dan berbeda dari lingkungan alam.
2.      Paradigma Keberagaman (Plural Paradigm)
a.      Asumsi dasar tentang manusia.
  • Ada kedekatan yang kuat antar manusia
  • Perilaku manusia terjadi secara suka rela dan disengaja
  • Kebebasan merupakan faktor primer individu dari pada kolektif.
  • Sifat-sifat manusia mencerminkan dualisme kepatuhan, antara kepatuhan sosial dan keberanian menyatakan kebebasan diri.
b.      Asumsi dasar mengenai sifat manusia
  • Inti masyarakat adalah realitas sosial
  • dasar pijakan masyarakat adalah timbal balik.
  • Pola-pola institusi masyarakat lebih luas dan diterima sebagai organisasi yang dibentuk oleh tindakan manusia.
  • Masyarakat tidak membagi makna pada dunia yang sama.
c.       Asumsi dasar mengenai model sains
  • Filsafat idealisme
  • Tindakan manusia tidak dapat diprediksi
  • Unit terkecil dari penelitian sosiologi adalah individu.

3.      Paradigma Konflik (Konflik Paradigm)
a.      Asumsi dasar mengenai manusia
  • Manusia adalah sosok yang rasional dan kompleks.
  • Tidak ada sesuatu yang independent yang membentuk tatanan kehidupan kolektif insani secara historis.
  • Individu memilih realitas sosialnya secara suka rela, laki-laki dan perempuan menjadi manusia melalui pemilahan aktifitas sosial
  • Kerja sama terjadi karena adanya tekanan yang cukup kuat.

b.      Asumsi dasar mengenai sifat manusia.
  • Inti masyarakat adalah realitas struktural dimana masyarakat selalu dalam gerak sosial yang dinamis dan dalam konflik yang inhern.
  • Sekolompok masyarakat dapat berpikir tentang kemanusian hanya sekedar untuk meningkatkan institusinya dalam membentuk kerja sama dalam memperebutkan berbagai kepentingan bersama.
  • Keberadaan masyarakat ditentukan oleh institusi yang timpang
  • Ketimpangan masyaarakat ditandai oleh konflik inheren.
  • Adanya ketimpangan sosial membuat legitimasi dipertanyakan.
c.       Asumsi dasar mengenai sains
  • Filsafat materialisme,
  • Sejarah (historis) adalah penting
  • Ilmu pengetahuan adalah untuk memahami hubungan kepemilikan dalam tatanan sosial.
  • Ilmu pengetahuan ditunjukkan oleh kemampuannya  menciptakan dunia yang lebih baik
Setelah melakukan rekonstruksi eklektik pada level teoritik antara paradigma keberagaman dan paradigma konflik maka terumuskan paradigma kritis tranformatif.
Erich from dan habermas meletakkan dimensi kritik atas dua wilayah :
kritik immanent
diarahkan pada kritik atas realitas konkrit-aktual masyarakat yang tertindas oleh determinasi kekuasaan dengan berbagai cara.
krtik transedental
kritik yang dikonsentrasikan pada struktur penegetahuan manusia.

Apakah paradigma kritis trasformatif itu ? 
Paradigma kritias adalah hasil kolaborasi dari plural paradigm dengan konflik paradigm yang berakar pada pemikikiran kritisisme immanuel kant dan dialektikanya hegel serta paradigma konfliknya marx. Teori kritis mengutuk ilmu-ilmu positif, karena ilmu positif tidak mempersoalkan masyarakat, melainkan berusaha untuk melancarkan proses pembelengguan atas masyarakat dengan mengatasnamakan ilmu. Teori kritis sangat heterogen, para peneganutnya tidak sepaham antara satu dengan yang lainnya, dan saling menanggapi dan mengkritik, yang mempersatukan mereka hanya satu yaitu anti dogmatis dan menolak “marxisme resmi” dan juga menolak segala macam ideologi dan pembakuan hidup yang bisa lembelenggu dan mengurangi kebebasan manusia. Salah satu unsur lain dari teori kritis adalah tuduhan bahwa dibelakang obyektifitas ilmu-ilmu tersembunyi kepentingan-kepentingan penguasa yang eksploitatif. Paradigma teori kritis masyarakat “klasik” ditentukan oleh dua paham fundamental :
  • Pola berfikir historis = realitas sosial yang ada sekarang hanya dapat dipahami betul kalau dilihat sebagai sebuah hasil sejarah.
  • Pola berfikir materialistik = sejarah penindasan terwujud dalam bidang produsi sebagai prasyarat-prasyarat material hidup manusia dibidang ekonomi.

Mengapa PMII memilih Paradigma Kritis Trasformatif ?
  1. Masyarakat saat ini terbelenggu oleh nilai-nilai kapitalisme modern, masyarakat dikekang dan diarahkan pada satu titik yaitu budaya massa kapitalisme dan pola pikir positivistik modernisme.
  2. Masyarakat indonesia adalah plural.
  3. Karena sistem politik yang ada masih refresif dan otoriter dengan pola yang hegemonik.
  4. Massa NU termasuk PMII dimarginalisasikan secara total..
  5. Kuatnya belenggu dogmatisme agama dan tradisi.

Paradigma Kritis Transformatif macam apa yang diterapkan di PMII ?
Paradigma kritis merupakan proses pemikiran manusia dan kalau PMII menerapkannya akan dituduh sekuler, sehingga diperlukan adanya reformulasi penerapan paradigma kritis dalam tubuh warga pergerakan. Paradigma kritis diberlakukan hanya sebatas sebagai kerangka berfikir dan metode analisis dalam memandang persolan. Dan tidak bisa dilepaskan dari ketentuan ajaran agama, justru igin mengembalikan dan memfungsikan ajaran agama sebagaimana mestinya, dan berupaya untuk menegakkan sikap kritis dalam berkehidupan dengan menjadikan ajaran agama sebagai inspirasi yang hidup dan dinamis.